
Hal ini dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana saat dihubungi wartawan, Rabu (13/7).
"Sabar. Kalau tidak kooperatif kita tunggu diskresi dari Kapolda NTB (Nusa Tenggara Barat)," ujar Yoga.Yoga menjelaskan, saat ini polisi masih melakukan langkah-langkah persuasif agar tidak jatuh korban lagi, baik dari santri ataupun petugas. "Polisi NTB masih terus berupaya melakukan langkah-langkah persuasif. Dan sampai saat ini masih terus diupayakan agar polisi dapat menangani kejadian tersebut menurut ketentuan dan prosedur hukum," katanya.
Polisi segera memasuki kompleks Pondok Pesantren Umar bin Khattab, Bima, Nusa Tenggara Barat. Namun rencana ini masih menunggu hasil pertemuan yang digelar kapolda Nusa Tenggara Barat bersama Muspika, DPRD, dan para ulama.
Sejak pagi tadi, Kapolda Nusa Tenggara Barat Brigjen Arif Wahyunadi bertemu dengan muspika, DPRD dan para ulama Bima di Bandara Sultan Muhamad Shalahudin, terkait rencana penyisiran dan olah TKP. Dalam menangani kasus ledakan di Pondok Pesantren Umar bin Khattab, polisi memang terkesan sangat berhati-hati terlebih beredar kabar masih ada bom yang tertinggal.
"Bom diduga rakitan. Memang nantinya akan digunakan untuk menyerang polisi," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam.Suasana di dalam pondok pesantren sendiri sudah sepi, tidak satu pun santri terlihat berada di dalam pondok. Warga menuturkan mereka telah meninggalkan pondok, saat keluarga dan polisi mengevakuasi jenazah Firdaus--yang diduga tewas dalam ledakan bom Senin lalu.

Inspirasi : berita.liputan6.com
kreasi : satbrimobda-ntb.blogspot.com
Inspirasi : berita.liputan6.com
kreasi : satbrimobda-ntb.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar