Misterius, Motif Penembakan di Palu

Motif penembakan tiga anggota kepolisian di Bank BCA Jalan Emy Saelan Palu, Rabu (25/5/2011) sekitar pukul 11.30 Wita, masih misterius. "Motifnya belum tahu. Kami masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan dari sejumlah saksi," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu.
Menurut Soemarno, pelaku penembakan ada dua orang, mereka menggunakan sepeda motor dan memegang senjata laras panjang. Ia belum merinci kronologi kejadian. Ia mengemukakan, pelaku penembakan melepas sejumlah tembakan yang menyebabkan dua orang tewas di tempat dan seorang lagi luka di lengan, yakni Bripda Dedi Edwar. Dedi kini masih dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Bayangkara, Palu.
Sementara kedua korban tewas bernama Bripda Gustiar Yudistira dan Bripda Prawira. Mereka menderita luka tembak di dada dengan tiga sampai lima luka tembak pada setiap jenazah. Jenazah mereka itu masih menjalani otopsi di RS Bhayangkara.
Soemarno juga mengatakan, salah seorang dari dua pelaku menggunakan cadar dan satu lainnya menggunakan helm sehingga wajah mereka tidak bisa dikenali. Untuk kepentingan penyidikan, pihak kepolisian telah mengumpulkan sejumlah selongsong peluru tajam dan telah meminta keterangan dari sejumlah saksi.
3 Kali Survei, Pelaku Penembakan Beraksi
Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian Negara RI Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, pelaku penembakan di Palu, Sulawesi Tengah, sudah mempelajari lokasi sasaran sebelum beraksi. Pelaku mendatangi lokasi sebanyak tiga kali untuk memastikan waktu yang tepat guna melancarkan aksinya.
"Yang jelas tindak pidana pembunuhan sudah direncanakan karena mereka sudah menyurvei tempat itu sebanyak tiga kali dan mencari kesempatan yang dirasakan paling tepat pada siang itu," kata Boy saat dijumpai di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (27/5/2011).
Lebih lanjut Boy mengatakan, untuk mempersangkakan pelaku dengan tindak pidana terorisme, kepolisian masih mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan tindakan terorisme. "Sedang didalami kasus tindak pidana teroris karena perlu ada alat bukti untuk mempersangkakan yang bersangkutan dengan tindakan terorisme," ujar Boy.
Boy mengatakan, kedua pelaku yang tertangkap belum mempunyai catatan kriminal, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah. Kepolisian sudah menelusuri latar belakang keluarga dan sudah diketahui identitas pelaku.
"Untuk mengetahui latar belakang mereka, kepolisian mencari informasi dari pihak keluarga. Keduanya warga Poso, F berprofesi sebagai buruh dan A non-job atau pengangguran," kata Boy.
Seperti diberitakan, empat pelaku datang dengan dua sepeda motor sekitar pukul 11.00 wita. Dua orang di antaranya turun dari sepeda motor, lalu menyerang tiga anggota Direktorat Pengamanan Obyek Vital—yang berjaga di pos di dekat kantor Bank BCA Jalan Emy Saelan, Palu—dengan senjata api laras panjang, Rabu (25/5/2011).
Akibat penyerangan itu, dua polisi, yakni Bripda Gustiar Yudistira dan Bripda Prawira, tewas dengan tiga sampai lima luka tembak. Satu polisi lagi, Bripda Dedi Edwar, terluka di bagian lengan. Dedi dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu.
Setelah melakukan penembakan, pelaku tidak merampok Bank BCA. Mereka hanya mengambil senjata api milik anggota itu, lalu melarikan diri. Dalam hitungan jam, kepolisian berhasil menangkap dua orang yang diduga pelaku penembakan terhadap tiga polisi di Jalan Emy Saelan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5/2011). Dua pelaku lainnya masih diburu.
Dua Pelaku Penembakan di Palu
Dalam hitungan jam, kepolisian berhasil menangkap dua orang yang diduga pelaku penembakan terhadap tiga polisi di Jalan Emy Saelan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5/2011). Dua pelaku lainnya masih diburu.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya langsung melakukan razia pengendara sepeda motor di sejumlah akses keluar Kota Palu tak lama setelah penembakan.
"Sekitar pukul 18.00 Wita, ada dua orang yang kami duga pelaku penembakan ditangkap ketika menuju Kabupaten Donggala," kata Boy ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2011).
Boy mengatakan, penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif untuk memburu dua pelaku lain. Boy belum dapat menyebut inisial keduanya. Boy hanya menyebut keduanya berusia antara 20 tahun dan 25 tahun serta merupakan warga Sulteng.
Ketika ditanya apa motif penembakan, Boy menjawab, "Kami masih terus periksa keduanya untuk ungkap motif dan latar belakang yang bersangkutan. Kami minta waktu."
Seperti diberitakan, empat pelaku datang dengan dua sepeda motor sekitar pukul 11.00 Wita. Dua orang di antaranya turun dari sepeda motor, lalu menyerang dengan senjata api laras panjang terhadap tiga anggota Direktorat Pengamanan Obyek Vital yang berjaga di pos di dekat kantor Bank BCA.
Akibatnya, dua polisi, yakni Bripda Gustiar Yudistira dan Bripda Prawira, tewas dengan tiga sampai lima luka tembak. Satu polisi lagi, Bripda Dedi Edwar, terluka di bagian lengan. Dedi dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu.
Setelah melakukan penembakan, pelaku tidak merampok Bank BCA. Mereka hanya mengambil senjata api milik anggota itu, lalu melarikan diri.
Tiga Senjata Disita dari Dua Pelaku
Kepolisian menyita tiga senjata api dari dua pelaku penembakan terhadap tiga polisi di Jalan Emy Saelan, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5/2011). Keduanya ditangkap dalam hitungan jam ketika menuju Kabupaten Donggala.
"Tiga senjata api disita dari keduanya. Satu senjata api milik anggota yang dirampas (jenis SS1) dan dua lagi senjata api laras panjang milik pelaku," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2011).
Boy mengatakan, penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif untuk memburu dua pelaku lain. Boy belum dapat menyebut inisial keduanya. Dia hanya menyebut keduanya berusia antara 20 tahun dan 25 tahun serta merupakan warga Sulteng.
Boy menambahkan, selain penyidik Reserse Polda Sulteng, penyidik Densus 88 Antiteror juga menyidik kasus itu lantaran tidak menutup kemungkinan para pelaku tergabung dalam kelompok terorisme. "Penembakan itu menimbulkan teror (di masyarakat)," ucap Boy.
Dikatakan Boy, pihaknya menduga kuat para pelaku sudah melakukan observasi di lokasi dan merancang penyerangan. "Kami masih terus periksa untuk ungkap motif dan latar belakang yang bersangkutan. Kami minta waktu," katanya.
Seperti diberitakan, empat pelaku datang dengan dua sepeda motor sekitar pukul 11.00 Wita. Dua orang di antaranya turun dari sepeda motor, lalu menyerang dengan senjata api laras panjang terhadap tiga anggota Direktorat Pengamanan Obyek Vital yang berjaga di pos di dekat kantor Bank BCA.
Akibatnya, dua polisi, Bripda Gustiar Yudistira dan Bripda Prawira, tewas dengan kondisi tiga sampai lima luka tembak. Satu polisi lagi, Bripda Dedi Edwar, terluka di bagian lengan. Dedi dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Palu.
Setelah penembakan, pelaku tidak merampok Bank BCA. Mereka hanya mengambil senjata api milik anggota, lalu melarikan diri.
Penembak Sempat Rampas Senjata Polisi
Pelaku penembakan terhadap tiga orang anggota Polda Sulawesi Tengah di halaman Kantor Cabang BCA Jalan Emy Saelan, Palu, Rabu (25/5/2011) pagi, diduga merampas satu pucuk senjata laras pendek milik korban sebelum melarikan diri.
"Kami memang masih mencari keberadaan senjata laras pendek jenis SS1 itu, apakah diamankan oleh rekan korban atau memang telah dirampas dan dibawa pelaku penembakan," kata Kepala Polres Palu AKBP Raden Deden Garnada di lokasi kejadian, Rabu siang.
Sementara di tempat terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno menyebutkan, sebuah senjata milik korban dirampas oleh para pelaku penembakan.
Deden Garnada mengemukakan, pihaknya telah melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga dua orang menggunakan sepeda motor jenis Yamaha Jupiter. "Semua pintu masuk dan keluar Kota Palu langsung kita razia beberapa saat setelah kejadian sekitar pukul 11.30 Wita," ujarnya.
Sementara itu, olah TKP yang dilakukan puluhan polisi dari Polda Sulteng dan Polres Palu telah menyelesaikan tugasnya sekitar pukul 14.45 Wita, tetapi garis polisi yang dipasang dengan radius 35 meter masih tetap terpasang.
Selongsong peluru dan juga proyektil yang dipungut petugas di lokasi kejadian tampak dimasukkan ke dalam sebuah tas plastik warna hitam dan alat-alat penyidikan dan olah TKP lainnya telah diangkat dari lokasi.
Menurut Deden, sesuai selongsong peluru yang ditemukan petugas di TKP, peluru tajam yang digunakan pelaku berkaliber 5,56 milimeter. Belum dipastikan apakah senjata yang digunakan adalah senjata rakitan atau senjata asli, yang jelas senjatanya adalah laras panjang.
Dua Polisi Tewas
Dua anggota polisi yang bertugas di Bank Central Asia (BCA) di Jalan Emy Saelan, Palu, Sulawesi Tengah, tewas ditembak orang tak dikenal, Rabu (25/5/2011).
Keterangan yang dihimpun di tempat kejadian, peristiwa itu meletus sekitar pukul 11.00 Wita. Kedua korban bernama Bripda Yudistira dan Bripda Andi Irbar.
Ada tiga anggota kepolisian yang sedang bertugas di bank tersebut yang terkena tembakan, tetapi satu anggota lainnya selamat. Bripda Dedi masih dirawat karena mengalami luka tembak di paha.
Saat ini ketiga korban sudah dievakuasi di RS Bhayangkara Palu, sementara pelaku belum diketahui dan masih dalam pengejaran petugas.
Ketiga Korban Penembakan Anak Polisi
Ketiga polisi yang menjadi korban penembakan—dua di antaranya tewas—oleh orang yang tidak dikenal di halaman kantor BCA Cabang Jalan Emy Saelan, Palu, Rabu (25/5/2011), adalah anak anggota polisi yang saat ini bertugas di Polda Sulawesi Selatan dan Polda Sulawesi Utara.
Seorang perwira di Humas Polda Sulteng, Kompol Rostin T, menyebutkan, almarhum Bripda Gustiar Yudistira adalah putra AKP Muh Ali Lantara dan ibu Kompol Sribulan, keduanya anggota Polda Sulsel di Makassar. "Ibunda Yudistira itu yakni Kompol Sribulan, satu angkatan dengan saya," ujar Rostin.
Orangtua Yudistira telah meminta jenazah putra mereka yang selama ini bertugas di Polda Sulteng segera diterbangkan ke Makassar untuk dimakamkan oleh keluarga. Sementara itu, korban tewas lainnya yang tinggal satu kos dengan Yudistira adalah Bripda Andi Irbar.
Dia adalah putra AKP Kiki yang juga bertugas di Polda Sulsel. Keluarga AKP Kiki juga telah meminta jenazah Irbar dibawa ke Makassar untuk dikebumikan. Sementara Briptu Dedi Edwar, korban luka tembak yang hingga kini masih terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Palu, adalah putra AKBP Edwar Lahanoman yang saat ini bertugas di Polda Sulawesi Utara.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno mengemukakan, hingga saat ini belum diketahui motif penembakan tersebut apakah untuk merampok bank ataukah aksi teror dengan sasaran korban anggota Polri. Peristiwa penembakan itu terjadi di halaman Kantor Cabang BCA Jalan Emy Saelan, Palu, pada Rabu sekitar pukul 11.30 Wita.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar